Daftar Isi
Jogja dikenal sebagai kota yang masih kental dengan budayanya yaitu Jawa. Ada banyak bangunan bersejarah di kota istimewa ini yang bisa Anda kunjungi.
Berbicara tentang sejarah, Yogyakarta memiliki sebuah keraton yang saat ini masih dipimpin oleh seorang raja bernama Sri Sultan HB X.
Yogyakarta kaya akan pantai-pantai indah di kawasan Gunung Kidulnya dan satu lagi yang tak kalah menarik adalah Tugu Jogja atau Pal Putih.
Berikut fakta menarik tentang tugu pal putih yang menyimpan banyak sejarah dan misteri.
Apa Saja Fakta Menarik Tentang Tugu Pal Putih?
Lambang kebesaran Yogyakarta
Berbicara tentang Jogja, kita tidak bisa lepas dari pemikiran betapa istimewanya keraton Yogyakarta.
Kraton ini merupakan simbol kebesaran DIY yang merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan sebagai tokoh masyarakat.
Selain keraton, lambang kebesaran Yogyakarta lainnya adalah Tugu yang berdiri di tengah Jalan Sudirman.
Tugu yang memiliki nama lain Pal Putih ini dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai titik pusat atau pancer Yogyakarta.
Monumen ini merupakan garis penghubung imajiner antara 3 tempat penting di Yogyakarta.
Jika terus ke selatan akan bertemu Pantai Selatan dan jika terus ke utara akan bertemu Merapi.
Ketiga tempat tersebut adalah Pantai Selatan yang identik dengan penghuni laut selatan Nyi Roro Kidul.
Golong Gilig dan Sejarah Berdirinya Pal Putih
Tugu Pal putih didirikan pada tahun 1755 silam. Tugu ini dibangun atas prakarsa Sultan Hamengkubuwono ke-1 yang fungsinya untuk menampung
pesan sultan yang ditujukan kepada keluarga kerajaan, abdi dalem, dan rakyat jelata untuk selalu menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Bentuk awal dari tugu tersebut adalah Golong Gilig. Golong berarti bola padat dan gilig berarti bangunan silindris.
Giling mendukung Golong yang merupakan simbol kebersamaan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat diri dan negara.
Secara fisik, Pal putih mengubah bentuk persegi panjang menjadi bagian bawah sedangkan bagian atasnya meruncing, sama sekali berbeda dari bentuk aslinya.
Tujuannya adalah untuk membagi kesatuan antara keraton dan Mataram.
Tubuh Tugu Menyusut dan Berganti Nama Pal Putih
Desain awal dari Sultan Hamengkubuwono I dengan bentuk Golong Gilig dibangun setinggi 25 cm. setelah runtuh, dan dipugar atas instruksi
pemerintah Belanda saat itu, ketinggian bangunan menyusut 10 meter.
Tugu Jogja yang mengalami perubahan sehingga diresmikan kembali oleh Sultan HB VII dengan nama Pal Putih atau De Wiit Paal pada tanggal 3 Oktober 1889.
Keagungan Tugu Pal Putih memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.